Sabtu, 19 April 2014

Jenis- Jenis Masalah Yang Dihadapi Individu



BIMBINGAN KONSELING
FIS MOFERZ

1.   Jenis- Jenis Masalah Yang Dihadapi Individu
A.  Masalah pengajaran atau belajar
Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar mengajar, misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar dan sebagainya. Bagi murid sendiri sering mengalami berbagai kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran misalnya, dalam cara membagi waktu belajar, memilih materi yang sesuai, belajar bekelompok, menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas, cara menggunakan buku-buku pelajaran dan sebagainya.
B.  Masalah pendidikan
    Dalam hubungan ini individu mengalami berbagai kesulitan yng berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya; menesuaikan dengan sekolah baru, pelajaran baru, tata tertib sekolah, guru-guru dan sebagainya. Dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, murid-murid akan menghadapi masalah-masalah, seperti memilih kegiatan ekstra kurikuler, memilih program studi yang cocok, mencari teman belajar yang cocok dan sebagainya. Pada akhir pendidikan murid-murid akan berhadapan dengan berbagai masalah, misalnya memilih studi lanjut, memilih jenis-jenis latihan tertentu, menggunakan ketrampilan-ketrampilan tertentu, untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan memilih pendidikan tertentu untuk pekerjaan tertentu. Demikian pula masalah-masalah kelambatan belajar yang dialami murid-murid yang tergolong lambat dan terlampau cepat dalam belajarnya. Semuanya termasuk masalah-masalah pendidikan. Masalah ini banyak dialami oleh murid-murid sekolah pada umumnya.
C.  Masalah pekerjaan
    Masalah-masalah ini berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya dalam memilih latihan-latihan tertentu untuk pekerjaan tertentu, memilih jenis-jenis pekerjaan yang cocok dengan dirinya, mendapatkan penjelasan tentang jenis pekerjaan, penempatan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh penyesuaian yang baik dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Pada umumnya masalah pekerjaan ini dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama murid-murid di sekolah menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi murid-murid Sekolah Menengah Pertama pun tidak sedikit yang menghadapi masalah pekerjaan ini. Bahkan murid-murid Sekolah Dasar juga banyak yang tidak lepas dari masalah ini, terutama murid-murid yang tidak melanjutka pendidikan mereka.
D.  Masalah penggunaan waktu senggang
    Masalah ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
Ketidak mampuan menggunakan waktu senggang kadang-kadang dapat menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi, misalnya kenakalan anak, melamun dan sebagainya. Masalah penggunaan waktu senggang misalnya bagaimana merencanakan suatu kegiatan dalam waktu luang, mengisi waktu luang dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di sekolah pada umumnya banyak menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan di luar jam pelajaran.
E.  Masalah sosial
    Kadang-kadang murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan individu lain atau ddengan lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena kekurangan  kemampuan murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman bermain, merasa terasing dalam pekerjaan-pekerjaan kelompok dan sebagainya. Kita sering menjumpai murid-murid yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan dengan teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan. Masalah-masalah tersebut disebut masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering dihadapi murid-murid.
F.  Masalah pribadi
    Dalam situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri. Misalnya konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi merupakan sumber timbulnya masalah-masalh pribadi lain. Masalah-masalah ini sering dialami para pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental. Pada umumnya masalah pribadi ini timbul karena individu tidak berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain. 

2.   Jenis –Jenis Bimbingan
A.  Bimbingan akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu : pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugasdan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang akademik :
a)      Kurang memiliki kepuasaan belajar yang baik;
b)      Kurang memahami cara belajar yang efektif;
c)      Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar,
d)      Kurang memahami cara membaca buku yang efektif,
e)      Kurang memahami cara membagi waktu belajar,
f)       Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.
Fungsinya : Bimbingan akademik berfungsi untuk  mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
Tujuannya :
1.     Memiliki sikap dan belajar positif
2.     Memiliki motivasi dalam belajar sepanjang hayat
3.     Memiliki keterampilan belajar yg efektif
4.     Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar
5.      Memiliki kesiapan mental dalam menghadapi pembelajaran
6.      Memiliki keterampilan membaca buku

B.  Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan social merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang sosial :
A.   Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :
a)    Kurang menyenangi kritikan orang lain;
b)   Kurang memahami tata karma (etika) pergaulan;
c)    Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di kampus maupun dimasyarakat
B.    Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi :
a)    Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
b)   Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.
C.    Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi :
a)    Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;
b)   Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi :
a.    Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :
a)    Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
b)   Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;
c)    Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan;
d)   Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;
e)   Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b.    Perolehan system nilai, meliputi :
a)    Masih memiliki kebiasaan berbohong;
b)   Masih memiliki kebiasaan mencontek;
c)    Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).
c.    Kemandirian emosional, meliputi :
a)    Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanakkanakan;
b)   Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.
c)    Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress) secara positif.
Fungsinya : Memberikan wawasan kepada pribadi siswa bahwa pentingnya berjiwa sosial karena manusia adalah bersifat sosial bukan individu yg membutuhkan manusia lain, dan berfungsi sebagai pendukung terciptanya belajar yg efektif dan efisien dengan bantuan lingkungan sekitar, jika lingkungan tidak mendukung maka akan menghambat jalannya proses belajar dan mengganggu siwa dalam hasil belajar.



C.  Bimbingan karir
Pengertian Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti : pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki system kehidupan social budaya yang terus menerus berubah.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir, individu mampu menentukan dan mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara bermakna. Bimbingan karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan siswa-siswa sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang tepat pada siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir adalah  suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada kehidupan seseorang selanjutnya, yang kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi dan gangguan psikologis, karena ketidak mampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak maksimal, tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.
Salah satu tempat yang paling tepat dalam pengarahan dan pencerahan pemilihan minat dan bakat (bimbingan karir) adalah pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah menengah atas. Bahkan dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban untuk membantu siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal dari masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya.
Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan bimbingan ini adalah dengan menggunakan tes psikologi. Tes psikologi untuk bimbingan karir, biasanya tidak hanya satu alat tes, tetapi beberapa tes yang akan di compare, untuk menentukan dan mengarahkan langkah apa yang seharusnya diambil oleh siswa dengan karirnya kedepan. Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa lebih terfokus pada sesuatu yang memang diminatinya, berbakat dibidangnya dan mempunyai kemampuan tentangnya.
Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah sebagai berikut (dalam Sukardi, hal 8): 
1.  Agar siswa mampu mengenal aspek-aspek dirinya (kemampuan, potensi, bakat, kepribadian, sikap dan sebagainya).
2.  Dengan mengenal aspek-aspek dirinya, siswa diharapkan dapat menerima keadaan dirinya secara objektif.
3.  Membantu siswa untuk dapat mengemukakan berbagai aspek yang dimilikinya.
4.  Membantu siswa untuk dapat mengelola informasi dirinya.
5.  Membantu siswa agar dapat mengemukakan informasi dirinya sebagai dasar perencanaan dan pembuatan keputusan dimasa depan.
Fungsinya : Melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap anak (siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan yang diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan penerimaan, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan potensi yang dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang terpendam”.

D.  Bimbingan keluarga
Bimbingan keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mapu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdaya diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan serta berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Tujuan
1.    Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
2.    Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
3.    Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4.    Mengembsangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga (Perez, 1979).
Fungsinya. Memberikan wawasan tentang masalah keluarga demi mendukung proses belajar mengajar, jika siswa mengalami masalah didalam keluarganya akan mengakibatkan siswa terganggu dalam proses belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, dan disinilah fungsi bimbingan keluarga memberikan solusi kepada siswa dalam memecahkan masalahnya sehingga mendukung proses belajar siswa.

3.   Jenis Layanan BK
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1)    Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2)   Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3)   Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4)   Layanan Penempatan dan Penyaluran;layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5)   Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6)   Layanan Bimbingan Kelompok;layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan
7)   Layanan Konseling Kelompok;layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8)   Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9)   Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :
1)   Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
2)    Himpunan Data;merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3)    Konferensi Kasus;merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4)    Kunjungan Rumah;merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
5)    Alih Tangan Kasus;merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.