1.
MEDIA PEMBELAJARAN
Media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran
adalahsebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para
ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Asosociation of Education and Communication Technology (AECT).
Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu :
1.
Media audio visual gerak, seperti : Film bersuara, film pada televisi,
Televisi dan animasi.
2.
Media audio visual diam, seperti : Slide.
3.
Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara.
4.
Media visual bergerak, seperti : Film bisu.
5.
Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, foto.
6.
Media audio, seperti : radio, telephon, pita audio.
7.
Media cetak, seperti : buku, modul.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
No
|
Golongan Media
|
Contoh dalam Pembelajaran
|
I
|
Audio
|
Kaset audio, siaran
radio, CD, telepon
|
II
|
Cetak
|
Buku
pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
|
III
|
Audio-cetak
|
Kaset
audio yang dilengkapi bahan tertulis
|
IV
|
Proyeksi
visual diam
|
Overhead
transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
|
V
|
Proyeksi
Audio visual diam
|
Film
bingkai (slide) bersuara
|
VI
|
Visual
gerak
|
Film
bisu
|
VII
|
Audio
Visual gerak,
|
film
gerak bersuara, video/VCD, televisi
|
VIII
|
Obyek
fisik
|
Benda
nyata, model, specimen
|
IX
|
Manusia
dan lingkungan
|
Guru,
Pustakawan, Laboran
|
sX
|
Komputer
|
CAI
(Computer Assisted Instructional=Pembelajaran berbantuan komputer), CMI
(Computer Managed Instructional).
|
Dari beberapa pengelompokan di atas, dapat disimpulkan bahwa media terdiri dari :
1.
Media Visual: yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti : foto, gambar,
poster, kartun, grafik dll.
2.
Media Audio: media yang hanya dapat didengar saja, seperti : kaset audio,
mp3, radio.
3.
Media Audio Visual : media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti :
film bersuara, video, televise, sound slide.
4.
Multimedia : media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap,
seperti: animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan
pembelajaran berbasis komputer.
5.
Media Realita: yaitu media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik
digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti : binatang,
spesimen, herbarium dll.
2.
PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional
No
|
PENDEKATAN CTL
|
PENDEKATAN TRADISIONAL
|
1
|
Siswa secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran
|
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif
|
2
|
Siswa belajar dari teman
melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.
|
Siswa belajar secara individual
|
3
|
Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau yang disimulasikan
|
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
|
4
|
Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
|
Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan
|
5
|
Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
|
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan
|
6
|
Hadiah untuk perilaku baik
adalah kepuasan diri
|
Hadiah untuk perilaku baik
adalah pujian (angka) rapor
|
7
|
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan
|
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia takut hukuman
|
8
|
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks
nyata
|
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktural: rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan
|
9
|
Pemahaman siswa dikembangkan
atas dasar yang sudah ada dalam diri siswa
|
Pemahaman ada di luar siswa,
yang harus diterangkan, diterima, dan dihafal
|
10
|
Siswa menggunakan kemampuan
berfikir kritis, terlibat dalam mengupayakan terjadinnya proses pembelajaran
yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang
efektif dan membawa pemahaman masing-masing dalam proses pembelajaran
|
Siswa secara pasif menerima
rumusan atau pemahaman (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa
memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran
|
11
|
Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau
membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya
|
Pengetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri
manusia
|
12
|
Karena ilmu pengetahuan itu
dikembangkan oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu selalu berkembang.
|
Bersifat absolut dan bersifat
final
|
13
|
Siswa diminta bertanggung jawab
memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing
|
Guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran
|
14
|
Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan
|
Pembelajaran tidak
memperhatikan pengalaman siswa
|
15
|
Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara : proses, bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll.
|
Hasil belajar hanya diukur
dengan hasil tes
|
16
|
Pembelajaran terjadi di
berbagai tempat, konteks dan setting
|
Pembelajaran hanya terjadi
dalam kelas
|
17
|
Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
|
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek
|
18
|
Perilaku baik berdasar motivasi
intrinsic
|
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik
|
19
|
Berbasis pada siswa
|
Berbasis pada guru
|
20
|
Seseorang berperilaku baik
karena ia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat
|
Seseorang berperilaku baik
karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah
yang menyenagkan
|
1)
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar
belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami
sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat,
dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi,
yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada
hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran
yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar
siswa.
2)
Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan
berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan
tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Piaget (1970), Brunner dan Brand
1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt
(1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar
berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh
antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh
pelajar.
3)
Pendekatan Deduktif – Induktif
a.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep,
definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
dasarnya(Suwarna,2005).
b.
Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan
informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula
berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan
4)
Pendekatan Konsep dan Proses
a.
Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep
berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang
terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep
dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep.
b.
Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti
mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984.
Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan belajar.
5)
Pendekatan Individual
Pendekatan individua
lmerupakan pendekatan
langsung dilakukan guru terhadap
anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang
sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan
pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa
begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual,
sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan
pendekatan individual terhadap anak
didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan.
6)
Pendekatan Kelompok
Dalam
kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu
waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
8) Pendekatan Bervariasi
Permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan
pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap
anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan
untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang
dapat guru gunakanuntukkepentinganpengajaran.
7)
Pendekatan Edukatif
Apapun
yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan
tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam,
karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya. Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat
keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran,
misalnya, tidak tepat diberi sanksi hokumdengan cara memukul badannya sehingga
luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak
bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang
salah. Guru telah menggunakan teori power,
yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain.
Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila
menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar
bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap
tindakan dan perbuatan yang dilakukanguru harus
bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
3.
STRATEGI
PEMBELAJARAN
Kemp (Wina Senjaya, 2008)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David,
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah
cara-cara tertentu yang digunakan secara sistematis & prosedural dalam
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Contoh : contextual teaching-learning, Quantum teaching-learning, Active
learning, Mastery learning, Discovery-inquiry learning, cooperative Learning
dan PAIKEM.
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam
strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
Strategi ekspositori
ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini
diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang
spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.
Pembelajaran
inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Strategi pembelajaran
inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian
karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran
berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3
ciri utama;
Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada
data dan fakta yang jelas.
4)
Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa,
akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus
dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi
pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah
bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide
didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan
berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka
terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan
sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
5)
Strategi
Pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya
peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar
setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok
belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin,
ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok
tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan
siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya
(questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning komunity),
pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif
dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur,
oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri
siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian
behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa
dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus,
dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap
sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita
tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari
kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan
dalam keluarga dan lingkungan keluarga.
Strategi
pembelajaran afektif pada
umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi
yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil
keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik
4.
METODE PEMBELAJARA
Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran
a) Metode proyek
Metode
proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak pada suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna. Penggunaan metode ini bertitik tolak dari anggapan bahwa pemecahan
masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran, melainkan hendaknya
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dengan pemecahan masalah
tersebut.
b) Metode eksperimen
Metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
c) Metode tugas atau resitasi
Metode
resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini
diberikan karena materi pelajaran banyak sementara waktu sedikit. Agar materei
pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang
biasanya digunakan oleh guru. Tugas ini biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di
sekolah, di perpustakaan,dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang
anak untuk aktif belajar, baik individu maupun kelompok, tugas yang diberikan
sangat banyak macamnya tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.
d) Metode diskusi
Metode
diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan secara
bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dalam diskusi terjadi interaks, tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dan siswa menjadi aktif.
e) Metode sosiodrama
Metode
sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam pemakaiannya sering
disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
f) Metode demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan berkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
g) Metode problem solving
Metode
problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan
suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan
metode-metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
h) Metode karya wisata
Karyawisata
dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dalam arti
umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
Teknik karya wiasta adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar
siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu.
i)
Metode tanya jawab
Metode
tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Metode tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
siswa.
j)
Metode latihan
Metode
latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
k) Metode ceramah
Metode
ceramah adalah metode tradisional, karena sejak dulu dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam
metode ceramah dibutuhkan keaktifan guru dalam kegiatan pengajaran. Metode ini
banyak digunakan pada pengajar yang kekurangan fasilitas.
l)
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi
ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
m)
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan
bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan
5.
TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Sementara taktik pembelajaran
merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara
yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Seperti halanya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik
pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1.
Teknik Umum (Teknik Umum
Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua
bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut.
a.
Teknik ceramah
b.
Teknik tanya jawab
c.
Teknik diskusi
d.
Teknik ramu pendapat
e.
Teknik pemberian
tugas
f.
Teknik latihan
g.
Teknik inkuiri
h.
Teknik demonstrasi
i.
Teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum,
namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah
mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah
juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya
salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar
mengajar.
2.
Teknik Khusus (Teknik
Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus
pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena
teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang keci!. Sebagai
contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik
pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran
berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan
teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik
pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut.
Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu
banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian
bahan pembelajaran.
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa
Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran
bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan
sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar