A.
PENGERTIAN
BERBICARA
Berbicara
merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan yang dilakukan secara lisan. Dilihat
dari aspek isi, berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud
(ide, pikiran, dan isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat di pahami oleh orang lain. Ada beberapa pengertian berbicara diantaranya
adalah:
1. Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Rofiuddin (1998:
13).
2. Berbicara adalah suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
3. Berbicara adalah proses individu
berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan diri sebagai
anggota masyarakat.
4. Berbicara adalah ekspresi kreatif
yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat
mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan
memformulasikan ide baru.
5. Berbicara ada!ah tingkah laku yang
dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar
tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
B.
HAKIKAT
BERBICARA
Dilihat
dari fisiologis, berbicara merupakan proses yang melibatkan beberapa sistem
fungsi tubuh, yaitu yang melibatkan sistem pernapasan, pusat pengatur bicara
(yang berada di otak dalam atau korteks serebri), pusat respirasi (di dalam
batang otak), dan struktur artikulasi, resonansi mulut serta rongga hidung.
Seseorang yang berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) membutuhkan kombinasi
yang serasi antara sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi atau
artikulasi suara.
Dengan
demikian, terdapat dua hal proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan
motoris. Aspek sensorik meliputi: pendengaran, penglihatan dan rasa raba yang
berfungsi untuk memahami apa yang di dengar, dilihat dan dirasa. Aaspek
motorik, yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan
artikulasi, dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara. Jadi
untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris.
Berbicara
pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi
pemindahan pesan dari sesuatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu
dapat di gambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.
Dalam
proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada
komunikan (pendengaran). Komunikator adalah seseorang yang memilki pesan yang
ingin di sampaikan kepada komunikan yang terlebih dahulu di ubah dalam simbol
yang di pahami oleh kedua belah pihak. Dan simbol tersebut memerlukan saluran
agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Bahasa
lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia, berupa lambang-lambang bunyi dan gerak yang diterima oleh komunikan
sehingga dapat dimengerti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikan. Dari
kegiatan itu, akan timbul sebuah reaksi berupa jawaban ataupun tindakan lain.
Hal inilah yang dinamakan adanya intearaksi antara komunikan dan komunikator.
Dengan
demikian berbicara merupakan bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik, pada saat
berbicara, seseorang memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan
bunyi bahasa. Berbicara dengan menggunakan emosi tidak hanya berpengaruh
terhadap kualitas suara yang dihasilkan alat ucap tetapi juga berpengaruh
terjadap keruntutan bahan pembicaraan. Berbicara juga tidak terlepas dari
faktor neurologist, yaitu jaringan syaraf yang menghubungkan otak kecil dengan
mulut, telinga dan organ tubuh lainnya yang ikut dalam aktivitas berbicara.
Demikian juga dengan faktor semantik yang berhubungan dengan makna , danfaktor
linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan
berbicara.
a)
Unsure-unsur
berbicara
1. Pembicara
2.
Lawan bicara (penyimak)
3.
Isi pembicaraan,
4.
Tanggapan penyimak.
b)
Prosedur Kegiatan Berbicara
1. Memilih pokok pembicaraan yang
menarik hati.
2. Membatasi pokok pembicaraan.
3. Mengumpulkan bahan-bahan.
4. Menyusun bahan (pendahuluan, isi,
kemampuan
c)
Jenis-jenis berbicara
Percakapan, pidato menjelaskan,
pidato menghibur, ceramah, dan sebagainya.
C.
TUJUAN BERBICARA
Tujuan
utama berbicara adalah untuk menyampaikan pikiran secara efektif, kemudian
mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarannya. Menurut Och dan
Winker (dalam tarigan, 1987:16), pada dasarnya berbicara
mencakup tiga tujuan, yaitu :
1. Memberitahu,
melaporkan, ( to imform)
2. Menjamu,
menghibur (to entertain)
3. Membujuk,
mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade).
Penyebab
tidak tercapainya tujuan berbicara Menurut Bums dan Joice (dalam nunan, 1999).
Misalnya, pentrasferan dari bahasa
1. Pembelajar,
ke bunyi, ritme, dan pola-pola tekanan bahasa.
2. Sedangkan
kesulitan yang berkaitan dengan pengucapan penutur asli, adalah kurangnya
pemahaman tentang pola-pola gramatikal umum, berupa pengetahuan kultural dan
sosial yang diperlukan untuk memproses makna. Hal itu merupakan faktor-faktor
fsikologis dan efektif yang berupa keterkejutan budaya (culture shock). Semua
ini akibat berbagai pengalaman sosial atau politik negatif, kurang motivasi,
kecemasan dan rasa malu dalam kelas, khususnya jika pengalaman-pengalaman
belajar sebelumnya tidak menyenangkan. Ini semua bisa menghambat tidak
tercapainya tujuan berbicara.
Untuk
mencapai tujuan berbicara motivasi merupakan pertimbangan penting dalam
menentukan kesiapan para pembelajar untuk berkomunikasi. Motivasi mengacu pada
kombinasi usaha ditambah keinginan untuk mencapai tujuan belajar, serta di
tambah dengan sikap-sikap yang menyenangkan terhadap pembelajaran bahasa. Usaha
saja tidak menandai motivasi. Orang yang
memiliki motivasi mengembangkan usaha ke arah tujuan, tetapi orang yang
mengembangkan usaha tidak pasti memiliki motivasi.
Penyebab
pembelajar tidak memiliki motivasi antara lain sebagai berikut:
1. Pernah
mengalami kegagalan selama waktu tertentu atau tidak memiliki persepsi yang
memadai tentang kemajuan
2. Pengajaran
yang tidak menumbuhkan semangat
3. Kebosanan
4. Kurang
relevannya materi yang di persiapkan
5. Kurang
tahu tentang tujuan progaram pengajaran
6. Kurang
umpan balik yang tepat.
Kiat-kiat
untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
tujuan-tujuan pengajaran kepada pembelajar.
2.
Memilih pengajaran
menjadi urutan-urutan langkah yang dapat di capai.
3.
Menghubungkan
pembelajaran dengan berbagai kebutuhan dan minat para pembelajar perspektif
mereka sendiri ke dalam proses belajar.
4.
Mendorong penggunaan
bahasa secara kreatif.
D.
FUNGSI BERBICARA
Kita
dapat menggunakan bahasa sebagai alat untuk membicarakan berbagai hal. Sejalan
dengan pendapat Haliday dan Brown tentang fungsi bahasa, fungsi berbicara dapat
di kelompokkan menjadi tujuh, yaitu:
1. Fungsi
instrumental
Bertindak
untuk menggerakkan serta memanipulasi lingkungan, menyebabkan
peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Dengan fungsi ini, bahasa di fungsikan
untuk menimbulkan suatu kondisi khusus, misalnya berbicara dengan maksud
memerintah atau menyerukan. Sebgai contoh, seorang guru berbicara untuk memberi
nasihat-nasihat dan perintah-perintah pada siswanya.
2. Fungsi
pengaturan
Fungsi
pengaturan merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa. Melalui ini
berbicara di fungsikan untuk persetujuan, celaan, pengawasan kelakuan. Sebagai
contoh adalah ungkapan keputusan seorang kepala sekolah yang mengeluarkan siswa
dari sekolah karena perbuatanya sering melanggar peratuturan sekolah.
3. Fungsi
representasional
Merupakan
penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan
pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, menggambarkan. Sebagai contoh adalah
seorang penyiar yang menyampaikan berita bencana banjir, seorang guru
menjelaskan materi bahasa.
4. Fungsi
intraksional
Merupakan
penggunaan bahasa untuk menjamin pemeliharaan sosial. Fungsi ini untuk menjaga
agar saluran-saluran komunikasi tetap
terbuka. Sebagai contoh seorang dai sedang berdakwah menggunakan lelucon
dalam dakwahnya agar pendengarnya tetap mengukuti ceramahnya sampai selsesai.
5. Fungsi
personal
Merupakan
penggunaan bahasa untuk menyatakan perasaan, emosi, keperibadian, dan
reaksi-reaksi yang terkandung dalm benaknya. Sebagai contoh seorang guru
marah-marah dengan mengomel karena siswa dan siswinya banyak yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
6. Fungsi
heuristic
Merupakan
penggunaan bahasa untuk mendapatkan pengetahuan, mempelajari lingkungan. Fungsi
ini sering di sampaikan dalam pertanyaan-pertanyaan. Sebagai contoh, seorang
siswa atau siswi yang bertanya pada guru tentang hal yang belum di pahami
ketika guru sedang menjelaskan.
7. Fungsi
imajinatif
Merupakan
penggunaan bahasa untuk menciftakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan
imajiner. Sebagi contoh, seorang kakek atau nenek yang mendongeng atau
bercerita tentang terjadinya kota banyuwangi.
Menurut
Haryadi (1994) ada beberapa fungsi berbicara. Berbicara dalam kehidupan dapat berfungsi sebagai:
1. Pemenuhan
hajat hidup manusia sebagai makhluk sosial,
2. Alat
komunikasi untuk berbagai urusan atau keperluan,
3. Ekspresi
sikap dan nilai demokrasi,
4. Alat pengembangan
dan penyebarluasan ide atau pengetahuan,
5. Peredam
ketegangan, kecemasan dan kesedihan.
E.
TEORI
BERBICARA KOMUNIKATIF
Sejalan
dengan pendapat nunan (1999), yang menyampaikan bahwa berbicara sebagai suatu
kompetensi komunikatif mencakup:
1. Pengetahuan
tentang tata bahasa dan kosa kata bahasa itu
2. Mengetahui
tentang kaidah-kaidah berbicara (misalnya mengetahui bagai mana caranya memulai
dan mengahiri percakapan, mengetahui topik apa saja yang dapat dibicarakan
dalam berbagai tipe peristiwa tutur yang berbeda, mengetahui bentuk-bentuk
sapaan mana yang digunakan dengan orang-orang yang berbeda yang diajak berbicara dan dalam
berbagaib situasi yang berbeda).
3. Mengetahui
bagaimana cara menggunakan dan menjawab berbagai tipe tindak tutur seperti
permohonan, permintaan maaf, terima kasih, dan ajakan.
4. Mengetahui
bagai mana mneggunakan bahasa secara tepat.
Pembelajaran
bahasa seharusnya mampu meningkatkan tujuan komunikatif, oleh karna itu, berbicara
seharuusnya di anjurkan melalui aktivitas yang komunikatif, seperti percakapan,
permainan, bermain peran, debat, atau diskusi.
Berikut
ini contah aktivitas-aktiviktas yang mendukung teori pembelajaran berbicara
komunikatif
1.
Pair-sahare
(berpasangan lalu berbagi)
Aktivitas
model ini terdiri dari dua orang . Secara berpasangan siswa dan siswi , siswa
dan siswa, siwi dan siswi, diajak untuk berbagai idea tau berekplorasi menjawab
pertanyaan . Keuntungan dari tipe pengelompokan jenis ini adalah siswa dan
siswi memiliki banyak kesempatan untuk berbagi degan rekan satu kelompoknya
dengan leluasa tanpa hawatir oleh ganguan yang biasanya terjadi dalam kelompok
besar.
2.
Jigsaw
Cara
membuat kelompok dalam kelompok jigsaw adalah siswa dan siswinya melakukan dua
fungsi sebagai orang yang meneliti (kelompok peneliti) atau mencari jawaban
kemudian setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan kemudian berubah menjadi
orang yang mengajarkan (krlompok ahli). Keuntungan dari tipe pengelompokan
jenis ini adalah dengan memberi siswa dan siwi tanggung jawab mengajarkan dan
belajar secara bersamaan.
3.
Split-class
discusen
Guru
membagi kelas menjadi dua kelompok (bisa campur atau sejenis) untuk melakukan
diskusi. Keuntungan dari tipe pengelompokan ini adalah seluruh anggota kelas
baik laki-laki dan perempuan dapat mendengar sudut pandang yang berbeda saat
mendengarkn orang lain berbicara siswa atau siswi biasanya langsug mengubah
pendiriannya atau membuat pendapatnya lebih tajam dan komperhensif.
F.
RETORIKA
DAN BERBICARA EFEKTIF
Menurut
agung (2006), pada dasarnya seseorang pembicara baik laki-laki maupun perempuan
yang handal adalah seseorang yang ketika ia berbicara, baik dalam komonikasi
formal maupun inpormal, memiliki daya tarik yang rhetoris (mempesona) degan isi
pembicaraan yang efektif (sisimatis,
benar/tetap, sigkat dan jelas dengan bahsa yang tepat ) sehingga yang
mendegarkannya dapat megrti degan jelas dan tergugah perasaannya.
Retorika
adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkn tentang bagai mana
cara berbicara yang mempunyai daya tarik yang mempersona, sehingga orang yang
mendegarkanya dapat mengrti dan tergugah perasannya. Retorika memberi penekanan
kepada kemampuan mengunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik degan memberikan
sentuhan gaya (seni) dalam penyamapaiannya , degan tujuan untuk
memikat/mengugah hati pendegarannya dan megrti dan memahami pesan yang
disampaiknnya.
Dari
segi kepentinganya atau tujuan yang ingin di capai, retorika dapat dibagi dalam
dalam dua bagian yaitu:
1. Retorika
persuasive adalah retorika yang bertujuan mempengaruhi orang dengan tidak
begitu memperhatikan atau mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan moralitas.
2.
Retorika dialektika
yang sering juga disebut dengan retorika psikologi adalah retorika yang muncul
sebagai kebalikan dan retorika persusif. Reorika ini sangat memerhatikan
nilai-nilai kebenaran, kebajikan, moralitas, dan sifatnya dapat menenangkan
jiwa manusia. Keberhasilan suatu retorika di dalam berbicara sangat di tentukan
oleh beberapa factor antara lain situasi, tempat, waktu, tema, dan teknik
pembicaraan. Situasi yang dimaksud adalah hal-hal yang menyakut keadaan atau
kondisi saat pembicaraan atau ceramah sedang berlangsung.untuk itu, seorang
pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi pendengarnya. Selain itu perlu
juga diperhatikan tempat dimana kita berbicara, dan waktu berlangsungnya
pembicaraan selanjutnya satu lagi yang penting adalah tema. Sebuah tema sanagt
penting artinnya dalam suatu pembicaraan, sehinga dalam pembicaraan seorang pembicara
dapat memfokus dan terarah . Adapun yang dapat menjadi pemicu rasa ketertarikan
pendengar diantaranya adalah sebagaberikut.
a.
Up to date, masalah
yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
b. Merupakan
suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
c. Masalah
yang mengandung pertentangan public, benar salah, baik buruk.
d. Sesuai
dengan kemampuan logika pendengar, dan sebagainya.
Cara-cara yang
digunakan dalam pembicara, yang meliputi hal-hal berikut.
a.
Kemampuan menggunakan
bahasa lisan dengan baik.
b.
Ekspresi yang menarik,
misalnya: tidak cembert, tidak pucat, tidak memerah mukanya dan sebagainya.
Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan
penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya,
misalnya dengan pengulangam-pengulangan yang seperlunya, atau dengan
penekanan-penekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
c.
Keampuan memberikan
refreshing (penyegaran) dengan meyelipkan intermezzo, yaitu dengan menyelingi
pembicaran dengan hal-hal lain yang berhubungan dan mengandung kelucuan, baik
itu pengalaman sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai
pembicaraan.
Disamping
memiliki retorika yang baik, pembicara juga perlu menguasai apa yang disebut
berbicara yang efektif. Pada dasarnya berbicara yang efektif pada kesempatan apapun terdiri atas tiga unsur
pokok, yaitu: pembukaan, isi atu inti permasalahan, penutup.
1. Pembukaan
Pembukaan
adalah bagian awal dari setiap pembicaraan. Pembukaan termasuk bagian penting
karena turut menentukan sukses atau tidaknya suatu pembicaraan. Bila
pembicaraan sudah berhasil menggugah minat dengar orang, maka kesuksesan
pembicaraan sudah 50% ada ditangan si pembicara.
2. Isi
pembicaraan
Inti
pembicaraan merupakan bagian paling pokok dalam pembicaraan. Bagian ini
merupakan tujuan dari pembicaraan. Dalam bagian inilah, rincian permasalahan
akan dibahas. Dalam acara-acara tertentu, misalnya diskusi, sminar, sarasehan,
biasanya penyampaian inti permasalahan tidak perlu terlalu mendetail, melainkan
hanya pada butir-butir pokoknya yang disampaikan. Penyampaian yang mendetail
biasanya disampaikan dalam forum tanya jawab. Isi pembicaraan harus dapat disampaikan
dalam forum tanya jawab.
3. Penutup
Pada
akhir pembicaraan hendaknya diusahakan adanya kata-kata penutip yang dibuat
sesingkat mungkin, paling lama tiga sampai lima menit. Dalam penutup dapat
disampaikan simpulan atau rangkuman penting hasil pembicaraan. Pentup biasanya
diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada hadirin atas perhatian yang
diberikan dan kepada penyelenggara apabila berbicara pada suatu acara resmi.
Terakhir adalah ucapan salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar