BIMBINGAN KONSELING
FIS MOFERZ
1. Jenis- Jenis Masalah Yang Dihadapi
Individu
Dalam perbuatan belajar dapat timbul
berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa
masalah belajar mengajar, misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar
perbuatan belajar berhasil memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai
dengan jenis dan situasi belajar dan sebagainya. Bagi murid sendiri sering
mengalami berbagai kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran misalnya,
dalam cara membagi waktu belajar, memilih materi yang sesuai, belajar
bekelompok, menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas, cara menggunakan
buku-buku pelajaran dan sebagainya.
B. Masalah pendidikan
Dalam
hubungan ini individu mengalami berbagai kesulitan yng berhubungan dengan
kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki situasi sekolah yang
baru ia dihadapkan pada beberapa masalah, misalnya; menesuaikan dengan sekolah
baru, pelajaran baru, tata tertib sekolah, guru-guru dan sebagainya. Dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah, murid-murid akan menghadapi
masalah-masalah, seperti memilih kegiatan ekstra kurikuler, memilih program
studi yang cocok, mencari teman belajar yang cocok dan sebagainya. Pada akhir
pendidikan murid-murid akan berhadapan dengan berbagai masalah, misalnya
memilih studi lanjut, memilih jenis-jenis latihan tertentu, menggunakan
ketrampilan-ketrampilan tertentu, untuk kegiatan-kegiatan tertentu dan memilih
pendidikan tertentu untuk pekerjaan tertentu. Demikian pula masalah-masalah
kelambatan belajar yang dialami murid-murid yang tergolong lambat dan terlampau
cepat dalam belajarnya. Semuanya termasuk masalah-masalah pendidikan. Masalah
ini banyak dialami oleh murid-murid sekolah pada umumnya.
C. Masalah pekerjaan
Masalah-masalah
ini berhubungan dengan memilih pekerjaan. Misalnya dalam memilih
latihan-latihan tertentu untuk pekerjaan tertentu, memilih jenis-jenis
pekerjaan yang cocok dengan dirinya, mendapatkan penjelasan tentang jenis
pekerjaan, penempatan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh penyesuaian yang
baik dalam lingkungan pekerjaan tertentu. Pada umumnya masalah pekerjaan ini
dirasakan oleh murid-murid sekolah, terutama murid-murid di sekolah menengah
Atas dan Perguruan Tinggi. Tetapi murid-murid Sekolah Menengah Pertama pun
tidak sedikit yang menghadapi masalah pekerjaan ini. Bahkan murid-murid Sekolah
Dasar juga banyak yang tidak lepas dari masalah ini, terutama murid-murid yang
tidak melanjutka pendidikan mereka.
D. Masalah penggunaan waktu senggang
Masalah
ini dirasakan oleh murid dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak terisi
oleh suatu kegiatan tertentu. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara
mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat di lingkungannya.
Ketidak mampuan menggunakan waktu
senggang kadang-kadang dapat menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar lagi,
misalnya kenakalan anak, melamun dan sebagainya. Masalah penggunaan waktu
senggang misalnya bagaimana merencanakan suatu kegiatan dalam waktu luang,
mengisi waktu luang dan memilih kegiatan yang cocok. Murid-murid di sekolah
pada umumnya banyak menghadapi masalah ini, terutama pada waktu hari libur dan
di luar jam pelajaran.
E. Masalah sosial
Kadang-kadang
murid menghadapi kesulitan dalam hubungannya dengan individu lain atau ddengan
lingkungan sosialnya. Masalah ini timbul karena kekurangan kemampuan
murid berhubungan dengan lingkungan sosialnya atau lingkungan sosial itu
sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya. Misalnya kesulitan dalam mencari
teman belajar, teman bermain, merasa terasing dalam pekerjaan-pekerjaan
kelompok dan sebagainya. Kita sering menjumpai murid-murid yang sebetulnya
pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk berhubungan dengan
teman-temannya. Ia kurang disenangi dalam pergaulan. Masalah-masalah tersebut
disebut masalah sosial dan merupakan salah satu jenis masalah yang sering
dihadapi murid-murid.
F. Masalah pribadi
Dalam
situasi tertentu murid dihadapkan pada suatu kesulitan yang bersumber dari
dalam dirinya. Masalah-masalah itu timbul karena individu merasa kurang
berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam
dirinya sendiri. Misalnya konflik berlarut-larut dan gejala-gejala frustasi
merupakan sumber timbulnya masalah-masalh pribadi lain. Masalah-masalah ini
sering dialami para pemuda pada waktu menjelang masa adolesensi yang ditandai
dengan perubahan-perubahan yang cepat baik fisik maupun mental. Pada umumnya
masalah pribadi ini timbul karena individu tidak berhasil dalam mempertemukan
antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan lingkungan di pihak
lain.
2. Jenis –Jenis Bimbingan
A. Bimbingan akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan
yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu :
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian
tugas-tugasdan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Masalah-masalah yang berkaitan
dengan bidang akademik :
a) Kurang memiliki kepuasaan belajar
yang baik;
b) Kurang memahami cara belajar yang
efektif;
c) Kurang memahami cara mengatasi
kesulitan belajar,
d) Kurang memahami cara membaca buku yang efektif,
e) Kurang memahami cara membagi waktu
belajar,
f)
Kurang menyenangi
pelajaran-pelajaran tertentu.
Fungsinya : Bimbingan akademik berfungsi
untuk mengembangkan suasana belajar
mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar, mengembangkan
cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar
mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/ pendidikan. Dalam
bimbingan akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam
mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
Tujuannya :
1. Memiliki sikap dan belajar positif
2. Memiliki motivasi dalam belajar
sepanjang hayat
3. Memiliki keterampilan belajar yg
efektif
4. Memiliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan belajar
5. Memiliki kesiapan mental dalam
menghadapi pembelajaran
6. Memiliki keterampilan membaca buku
B. Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan social merupakan bimbingan
untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah social pribadi.
Yang tergolong dalam masalah-masalah social pribadi adalah masalah hubungan
dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan
diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan social pribadi diarahkan
untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang
mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu. Masalah-masalah
yang berkaitan dengan bidang sosial :
A.
Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi :
a)
Kurang menyenangi kritikan orang lain;
b)
Kurang memahami tata karma (etika) pergaulan;
c)
Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di kampus maupun
dimasyarakat
B.
Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, meliputi :
a)
Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
b)
Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik.
C.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi :
a)
Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;
b)
Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.
Masalah-masalah yang berkaitan
dengan bidang pribadi :
a.
Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencakup :
a)
Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup;
b)
Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;
c)
Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh
Tuhan;
d)
Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;
e)
Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
b.
Perolehan system nilai, meliputi :
a)
Masih memiliki kebiasaan berbohong;
b)
Masih memiliki kebiasaan mencontek;
c)
Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).
c.
Kemandirian emosional, meliputi :
a)
Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanakkanakan;
b)
Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas.
c)
Masih kurang mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustrasi (stress)
secara positif.
Fungsinya : Memberikan wawasan kepada pribadi siswa bahwa
pentingnya berjiwa sosial karena manusia adalah bersifat sosial bukan individu
yg membutuhkan manusia lain, dan berfungsi sebagai pendukung terciptanya
belajar yg efektif dan efisien dengan bantuan lingkungan sekitar, jika
lingkungan tidak mendukung maka akan menghambat jalannya proses belajar dan
mengganggu siwa dalam hasil belajar.
C. Bimbingan karir
Pengertian
Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan
dan pemecahan masalah-masalah karir seperti : pemahaman terhadap jabatan dan
tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan
pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.Bimbingan karir juga merupakan
layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari
program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif
maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif,
memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki system kehidupan social budaya
yang terus menerus berubah.
Bimbingan karir merupakan upaya
bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk
kehidupannya yang diharapkan. Dengan layanan bimbingan karir, individu mampu
menentukan dan mengembil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab keputusan
yang diambilnya sehingga mereka mampumewujudkan dirinya secara bermakna.
Bimbingan karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan
siswa-siswa sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir
yang tepat pada siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang
maksimal.
Bimbingan karir juga merupakan salah
satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan
karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam
memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang
harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan
dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses
bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu
yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia
kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut
adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan
persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan
A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir
adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik,
proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami
dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan
dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat
menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta
didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu
menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
Kekeliruan pada pemilihan karir,
akan berdampak secara luas pada kehidupan seseorang selanjutnya, yang
kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi dan gangguan psikologis,
karena ketidak mampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak maksimal,
tertutupinya bakat-bakat bawaan yang sebenarnya lebih dominan dan lain-lain.
Salah satu tempat yang paling tepat
dalam pengarahan dan pencerahan pemilihan minat dan bakat (bimbingan karir)
adalah pada saat usia remaja, sekitar usia sekolah menengah atas. Bahkan
dirasakan, pemilihan karir pada usia ini adalah sebuah kewajiban untuk membantu
siswa-siswa menentukan karirnya kedepan. Usia ini, merupakan pangkal dari
masalah seseorang yang akan dijalaninya pada usia perkembangan selanjutnya.
Salah satu cara untuk mengarahkan
dan membantu siswa memberikan bimbingan ini adalah dengan menggunakan tes
psikologi. Tes psikologi untuk bimbingan karir, biasanya tidak hanya satu alat
tes, tetapi beberapa tes yang akan di compare, untuk menentukan dan
mengarahkan langkah apa yang seharusnya diambil oleh siswa dengan karirnya
kedepan. Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa lebih terfokus pada
sesuatu yang memang diminatinya, berbakat dibidangnya dan mempunyai kemampuan
tentangnya.
Tujuan Bimbingan karir pada siswa adalah
sebagai berikut (dalam Sukardi, hal 8):
1. Agar siswa mampu mengenal
aspek-aspek dirinya (kemampuan, potensi, bakat, kepribadian, sikap dan
sebagainya).
2. Dengan mengenal aspek-aspek dirinya,
siswa diharapkan dapat menerima keadaan dirinya secara objektif.
3. Membantu siswa untuk dapat
mengemukakan berbagai aspek yang dimilikinya.
4. Membantu siswa untuk dapat mengelola
informasi dirinya.
5. Membantu siswa agar dapat
mengemukakan informasi dirinya sebagai dasar perencanaan dan pembuatan
keputusan dimasa depan.
Fungsinya : Melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap
anak (siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan
yang diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan
penerimaan, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan
hasil yang maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan potensi yang
dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang terpendam”.
D. Bimbingan keluarga
Bimbingan keluarga, merupakan upaya
pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga
agar mereka mapu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdaya diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keluarga, serta berperan serta berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia.
Tujuan
1. Membantu anggota keluarga untuk
belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan
di antara anggota keluarga.
2. Membantu anggota keluarga agar sadar
akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin
merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari
anggota keluarga lainnya.
3. Bertindak terus menerus dalam
konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang
akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4. Mengembsangkan apresiasi keluarga
terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga (Perez, 1979).
Fungsinya. Memberikan wawasan tentang masalah keluarga demi mendukung proses belajar
mengajar, jika siswa mengalami masalah didalam keluarganya akan mengakibatkan
siswa terganggu dalam proses belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, dan
disinilah fungsi bimbingan keluarga memberikan solusi kepada siswa dalam
memecahkan masalahnya sehingga mendukung proses belajar siswa.
3. Jenis Layanan BK
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat
beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1)
Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal
semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
2)
Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat
mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial,
belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai.
Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3)
Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4)
Layanan Penempatan dan Penyaluran;layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan
Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5)
Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap
muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan
perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta
didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6)
Layanan Bimbingan Kelompok;layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan
tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan
(topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika
kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan
Pengembangan
7)
Layanan Konseling Kelompok;layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok)
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi
melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan
dan advokasi.
8)
Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9)
Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :
1) Aplikasi Instrumentasi Data;merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan
peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk memahami
peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik
lingkungan.
2) Himpunan Data;merupakan kegiatan untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta
didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
3) Konferensi Kasus;merupakan kegiatan untuk membahas
permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak
yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
4) Kunjungan Rumah;merupakan kegiatan untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat
diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen
dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
5) Alih Tangan Kasus;merupakan kegiatan untuk untuk
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang
lebih kompeten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar