Selasa, 01 April 2014

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA



A.      PENGERTIAN SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus.

B.       ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA
  1. Kelenjar ludah
  2. Parotis
  3. Submandibularis (bawah rahang)
  4. Sublingualis (bawah lidah)
  5. Rongga mulut
  6. Amandel
  7. Lidah
  8. Esofagus
  9. Pankreas
  10. Lambung
  11. Saluran pankreas
  12. Hati
  13. Kantung empedu
  14. duodenum
  15. Saluran empedu
  16. Kolon
  17. Kolon transversum
  18. Kolon ascenden
  19. Kolon descenden
  20. Ileum
  21. Sekum
  22. Appendiks/Umbai cacing
  23. Rektum/Poros usus
  24. Anus
1.      Mulut
Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit.
a.    Bibir
Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh. Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu.
Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir terdapat lapisan otot.
Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler. Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.
Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
b.    Gigi
Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau gigi sementara.

Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8 buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 - 45 tahun.
Rumus gigi:

Keterangan: 
I : Insisivus (gigi seri)
C : Caninus (gigi taring)
P : Premolare (gigi geraham depan)
M : Molare (gigi geraham belakang)

Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang rahang. Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari tunica mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan periosteum tulang rahang di bawahnya.
Tiap gigi terdiri dari tiga bagian:
1.    Mahkota (corona)
2.    Leher (cervix)
3.    Akar (radix)
Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari lapisa email (enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam lapisan gusi. Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari mahkota sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar, sebelah luar dentin disalut oleh lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar lapisan semem ada membran periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan ikat  yang mengapur (kalsifikasi). Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi dengan kukuh pada soket rahang.
Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak, disebut pulpa. Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh darah, pembuluh limfa dan urat saraf.
a.       Email adalah lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam dapur.
Kandung (matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan oleh ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada kandung terdapat bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh bahan interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang membina prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut oleh organis yang disebut salut email.
Prisma dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik. Jika keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina atas garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email itu dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis.
Paling luar email ada dua lapis, disebut kutikula email. Lapisa ini terdiri dari bahan tanduk (keratin).
b.      Dentin terdiri atas bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan anorganik (80%) dalam  bentuk kristal hidroksiapatit.
Lapisan ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali. Seperti halnya prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak sempit. Berbeda dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk percabanganm dan percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara tabuli ada serat kalogen, yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada juga beberapa yang letaknya miring.
Dekat ertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes. Butiran itu terdiri atas bahan tanduk.
Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast aktif terus selama gigi itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua.
Cementm adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada akar gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran periodont, dan berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini berdifusi dari membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah. Lapisan ini adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga komponennya sama seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang khusus, yang disebut sementosit. Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit. Bedanya denga tulang, tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada lempeng-lempeng lamellae yang bersusun konsentris menyalut akar gigi.
Membran periodont mengisi celah antara cementum dan soket tulang rahang. Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam bantalan bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi komponen utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya sekeliling gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat terkandung bahan glikosaminoglikans.
Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah perantaraan, disebut precementum.
c.       Pulpa berisi jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan.
c.    Lidah
Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam papillae, yaitu:
1.      Filiform (terdapat di daerah belakang lidah),
2.      Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3.      Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada
pangkal lidah), dan
4.      Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).
Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap kuncup rasa.
Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami pencernaan secara mekanik.
d.   Kelenjar ludah
Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir, selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basa. 

Keterangan Gambar:
1)   Kelenjar Parotis
2)   Kelenjar Submaxilaris
3)   Kelenjar submandibularis


Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli yang disebut adenomer. Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE (hematoxylin-eosin):
1.      Alveoli mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli mucosa adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis.
2.      Alveoli serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli serosa agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap zat warna eosin.
Kelenjar bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah  rahang campuran kedua macam, dengan lebih banyak serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli, sering kali serosa membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar alveoli biasa ditemukan jaringan lemak.
Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan nama ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula.
2.      Kerongkongan (oesophagus)
Kerongkongan disebut juga oesophagus, dari kata oiso = bawa, dan phagelon = mekanan. Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1)        Tunica mucosa
Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Di beawah lamina propria ada lapisan tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa, terdiri atas serat-serat otot polos yang letak-letaknya memanjang dan melingkar. Lamina propria membentuk tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tunica ini jadi bergelombang. Jika makanan lewat gelombang itu hilang dan umen membuka besar.
2)        Tunica submukosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan banyak pembuluh darah serta urat saraf.
3)        Tunica muscularis
Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot polos.
4)        Tunica serosa
Terdiri dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran pencernaan yang di posteriornya. Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
1.        Kelenjar oesophagus
Terdapat sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa, dibawah tunica muscularis-mucosa. Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang bercabang banyak.
2.        Kelenjar cardia
Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang bercabang-cabang.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak ini mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih selama 6 detik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar berikut.

3.      Lambung (ventrikulus)
Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, di tengah membulat disebut fundus, dan bagian bawah dekat usus disebut pilorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan chym.
Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus.
Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan asam, berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi sedikit.

4.      Usus halus (intestinum tenue)
Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (duodenum) panjangnya ± 25 cm , yoyenum (intestinum yoyenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7 m dan ileum (interstimun ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran  yang berasal  dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari pankreas.
Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk mengeluarkan hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim  yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan pepton menjadi asam amino dan peptida.
Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk mengubah zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan, dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai ke penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah.

5.      Usus besar (intestinum crassum)
Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum) mempunyai bagian yang berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai cacing. Suatu radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu, yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik, usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan rectum (poros usus), sedang muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

C.      PROSES PENCERNAAN PADA MANUSIA:
1.         Injesti:
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2.         Pencernaan Mekanik:
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.
3.         Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
4.         Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5.         Penyingkiran:
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.


Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
1.         Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
2.         Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
a)       Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
b)       Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
c)       HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
d)       Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1.         Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.         Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.         Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

D.      GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
1.         Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2.         Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3.         Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4.         Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5.         Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
6.         Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
7.         Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8.         Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
9.         Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
10.     Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar