A.
PENGERTIAN SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan merupakan sistem
yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga
mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia
hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung,
usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus.
B.
ALAT PENCERNAAN PADA MANUSIA
|
1.
Mulut
Memiliki
bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh
tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah
lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk banyak lekuk atau
papilla seperti halnya pada kulit.
a. Bibir
Terdiri
dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama seperti kulit
di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak,
menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh. Di bagian dermis
terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu.
Bagian
dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan
mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar
lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir
terdapat lapisan otot.
Tepat
pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah merah,
karena banyak mengandung pembuluh kapiler. Histologi rongga mulut sama seperti
bibir bagian dalam. Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di
bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir.
Sekitar kelenjar itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat
serat elastis.
Didaerah
langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit lunak, di bawah
tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di daerah
langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica mucosa terdiri
dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada
lamina basalis yang tebal.
b. Gigi
Gigi
baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau
gigi sementara.
Susunan
gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8
buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan
untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk mengunyah
makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari atas 8 buah
gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham belakang.
Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang
atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya
disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 - 45 tahun.
Rumus gigi:
Keterangan:
I : Insisivus (gigi seri)
C : Caninus (gigi taring)
P : Premolare (gigi geraham depan)
M : Molare (gigi geraham belakang)
Gigi
tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang rahang.
Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari tunica
mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang oleh
jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan periosteum
tulang rahang di bawahnya.
Tiap
gigi terdiri dari tiga bagian:
1. Mahkota (corona)
2. Leher (cervix)
3. Akar (radix)
Mahkota
menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari lapisa email
(enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam lapisan
gusi. Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari
mahkota sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar,
sebelah luar dentin disalut oleh lapisan tipis semen (cementum).
Di bagian luar lapisan semem ada membran periodont/. Lapisan semen
terdiri dari jaringan ikat yang mengapur (kalsifikasi).
Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi
dengan kukuh pada soket rahang.
Akar,
dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak, disebut pulpa.
Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh darah,
pembuluh limfa dan urat saraf.
a.
Email adalah lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung
garam dapur.
Kandung
(matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan oleh ameloblast,
yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada kandung terdapat
bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak lurus tehadap
permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh bahan
interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang membina
prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut oleh
organis yang disebut salut email.
Prisma
dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris
melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik. Jika
keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina atas
garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email itu
dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon
Dikotil. Garis-garis itu disebut garis
Retzuis.
Paling luar email ada dua lapis,
disebut kutikula email. Lapisa
ini terdiri dari bahan tanduk (keratin).
b.
Dentin terdiri atas bahan
organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan anorganik
(80%) dalam bentuk kristal hidroksiapatit.
Lapisan
ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali.
Seperti halnya prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak
sempit. Berbeda dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk
percabanganm dan percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara
tabuli ada serat kalogen, yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus
terhadap tabuli: ada juga beberapa yang letaknya miring.
Dekat
ertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan berbutiran
(granula) halus, yang disebut lapisan
Tomes. Butiran itu terdiri atas bahan tanduk.
Sesungguhnya
pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin.
Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini
berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast
aktif terus selama gigi itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua.
Cementm adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont
pada akar gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran
periodont, dan berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini
berdifusi dari membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah.
Lapisan ini adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga
komponennya sama seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang
khusus, yang disebut sementosit.
Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit. Bedanya denga tulang,
tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada lempeng-lempeng lamellae yang
bersusun konsentris menyalut akar gigi.
Membran periodont mengisi celah antara cementum dan
soket tulang rahang. Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan
ini semcam bantalan bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen
yang menjadi komponen utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai
dengan leaknya sekeliling gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang
horizontal. Di antara serat terkandung bahan glikosaminoglikans.
Menghubungkan
lapisan semen dan membran periodont ada daerah perantaraan, disebut
precementum.
c.
Pulpa berisi jaringan
ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan urat
saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat kalogen
yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin berderet
odontoblast, seperti telah diulas didepan.
c. Lidah
Terdiri
atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus sesama. Lapisan
otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak terdapat tunica
submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan
lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam
papillae, yaitu:
1.
Filiform (terdapat di daerah belakang lidah),
2.
Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3.
Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada
pangkal lidah), dan
4.
Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).
Pada
umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup
rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel
epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu
ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu
rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap
kuncup rasa.
Tonsil
liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi oleh epitel
berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang pinggir
ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah
berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat digilas oleh
geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami pencernaan secara mekanik.
d. Kelenjar ludah
Kelenjar
ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada dua macam ludah yang
dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah
bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis).
Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk air, infeksi pada parotis disebut
parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan glandula lingualis
keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir, selain itu berguna
sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basa.
Keterangan
Gambar:
1) Kelenjar Parotis
2) Kelenjar Submaxilaris
3) Kelenjar submandibularis
Setiap
kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli yang disebut adenomer. Ada dua macam alveoli
tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE (hematoxylin-eosin):
1.
Alveoli mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli
mucosa adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis.
2.
Alveoli serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli
serosa agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap
zat warna eosin.
Kelenjar
bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah
rahang campuran kedua macam,
dengan lebih banyak serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri
dari alveoli mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli,
sering kali serosa membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar
alveoli biasa ditemukan jaringan lemak.
Ludah
mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan nama ptialin,
enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula.
2.
Kerongkongan (oesophagus)
Kerongkongan
disebut juga oesophagus, dari kata oiso = bawa, dan phagelon = mekanan. Menghubungkan
mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1)
Tunica mucosa
Terdiri ataskaringan epitel, yang
terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Di
beawah lamina propria ada lapisan tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa,
terdiri atas serat-serat otot polos yang letak-letaknya memanjang dan
melingkar. Lamina propria membentuk tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tunica
ini jadi bergelombang. Jika makanan lewat gelombang itu hilang dan umen membuka
besar.
2)
Tunica submukosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan
serat kolagen dan elastis, dengan banyak pembuluh darah serta urat
saraf.
3)
Tunica muscularis
Terdiri dari dua lapisan otot polos:
bagian luar berupa serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat otot
melingkar. Kedua lapisan otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya.
Serat itu 1/3 bagian dari anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri
atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3
bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot polos.
4)
Tunica serosa
Terdiri dari jaringan ikat renggang
yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan urat saraf. Lapisan
ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran pencernaan yang di
posteriornya. Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
1.
Kelenjar oesophagus
Terdapat sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa,
dibawah tunica muscularis-mucosa. Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang
bercabang banyak.
2.
Kelenjar cardia
Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar
lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang
bercabang-cabang.
Bergeraknya bolus dari mulut ke
lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak ini
mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih selama 6 detik.
Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian
pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak
bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar berikut.
3.
Lambung (ventrikulus)
Lambung (ventrikulus), merupakan
kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian
atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, di tengah membulat
disebut fundus, dan bagian bawah dekat usus disebut pilorus.
Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak
peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan chym.
Lingkungan asam dalam lambung dapat
membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja
getah lambung. Getah lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja,
oleh asam cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin
merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan
dari lambung masuk ke dalam usus. Pengturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot
pilorus.
Otot pilorus bagian lambung akan
mengendur apabila kena rangsangan asam, berarti protein telah dicernakan. Otot
pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya
mengendur apabila kena rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus
dua belas jari sedikit demi sedikit.
4.
Usus halus (intestinum tenue)
Panjangnya kira-kira 8,5 meter
terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (duodenum) panjangnya ± 25
cm , yoyenum (intestinum yoyenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7
m dan ileum (interstimun ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m.
Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan demikian HCl ikut masuk dan
merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang
merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di
dalam dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran
yang berasal dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari
pankreas.
Selanjutnya HCl merangsang pula
dinding usus halus untuk mengeluarkan hormon kolesistokinin agar
kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu
tidak mengandung enzim tetapi mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam
empedu. Mula-mula empedu berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga
warnanya berubah menjadi hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas
yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim
amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim
yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah
protein dan pepton menjadi asam amino dan peptida.
Enzim-enzim tersebut diatas
mempunyai peranan yang penting untuk mengubah zat makanan sehingga menjadi
bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan
penyerapan sari makanan, dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari
makanan menembus dinding jonjot sampai ke penbuluh darah. Penyerapan sari
makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari makanan
diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan
gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air
limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino,
larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi)
yang berguna untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot
terdapat pembuluh chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada
akhirnya bermuara di pembuluh darah.
5.
Usus besar (intestinum crassum)
Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa
makanan yang tidak dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati
dari dinding usus dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke
usus halus berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai
kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal
usus tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum) mempunyai bagian yang
berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai cacing. Suatu
radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu,
yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
Setelah dari usus buntu, makanan
sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik, usus besar lintang, usus besar
turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk
mengatur kadar air dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan
berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika kadar air kurang, maka air
diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui
pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan
rectum (poros usus), sedang muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua
otot gelang, yaitu otot sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
Defekasi diawali dengan terjadinya
penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks
gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot
sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus
besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
C.
PROSES PENCERNAAN PADA MANUSIA:
1.
Injesti:
Adalah
proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan
atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
2.
Pencernaan Mekanik:
Proses
pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut.
Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil
pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah
proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan
keinginan kita.
3.
Pencernaan Kimiawi
Proses
pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna.
Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini
dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.
4.
Penyerapan
Penyerapan
adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan
‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.
5.
Penyingkiran:
Yaitu penyingkiran/pembuangan
material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.
Organ yang termasuk dalam sistem
pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:
1.
Saluran Pencernaan
Saluran
pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot.
Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih
kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang
termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus
serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui
anus.
2.
Organ pencernaan tambahan
(aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu
saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam
rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada
saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan
memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi,
lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah,
hati dan pankreas.
Pertama-tama,
pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu
proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan
enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut
yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).
Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja
dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju
lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya
kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses
pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
a)
Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein)
dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
b)
Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
c)
HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon
sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
d)
Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung
yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua
belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal
dari pankreas:
1.
Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)
menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2.
Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
3.
Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi
tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan
asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain
itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam
kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus
dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu
(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu
berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang
telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu
memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya
makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna
menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein
dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses
penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di
usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam
bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino.
Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh
usus halus.
Makanan
yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar.
Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya
sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.
D.
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA
Gangguan
pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di
antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan,
keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan
kelainan pada organ pencernaan.
Ada
beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada
manusia. Diantaranya:
1.
Gastritis
Merupakan
suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan
juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2.
Hepatitis
Hepatitis
merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat
masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3.
Diare
Diare
terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases
penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan
yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus
tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat
menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan
nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit
desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4.
Konstipasi
Konstipasi
atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang
dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan.
Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya,
fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang
menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam
mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan
sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5.
Apendisitis
Apendisitis
merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah
adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa
nyeri dan sakit.
6.
Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen
merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang
sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan
ini.
7.
Maag
Orang
yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual,
muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam
lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan
lain sebagainya.
8.
Keracunan
Keracunan
makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri
Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
9.
Tukak Lambung
Tukak
lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada
selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan
merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di
lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
10.
Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni
penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan.
Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan
banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit
akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar