Selasa, 01 April 2014

PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL



A.      Pengertian Simulasi social
Simulasi artinya berpura-pura atau berbuat seolah-olah, atau perbuatan yang berpura-pura (Abimanyu, 1990:78). Simulasi dapat digunakan untuk melakukan proses tingkah laku secara imitasi. Metode ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan fenomena sosial untuk menguji reaksi mereka. Pembelajaran simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan sebenarnya, melainkan kegiatan bersifat pura-pura. Dalam pembelajaran, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, dalam simulasi siswa diajak bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam simulasi siswa dapat :
a)      Mencoba menempatkan diri  atau berperan sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya sebagai pahlawan, petani, dokter atau guru, serta siswa di latih menghargai jasa dan peranannya.
b)      Berperan sebagai bennda-benda misalnya berpura-pura sebagai gunung, pohon, angin atau awan.
Selain itu,   (Mujiono dan Dimyati 2002:80) mengemukakan bahwa “ Metode simulasi adalah sebagai  metode mengajar  format ini terajadi saat  belajar mengajar  yang didalamnya  menampakan adanya perilaku  pura-pura dari  orang yang terlibat dan atau peniruan situasi (berupa proses atau peralatan) sedemikian rupa sehingga orang terlibat  pada  memahamai konsep, prinsip, keterampilan tertentu atau sikap  dan nilai di dalamnya. Pelaksanaan simulasi haruslah terjadi proses-proses kegiatan yang menimbulkan (menghasilkan) domain efektif, misalnya menyenangkan, mengairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong royong dan sebagaianya.
Beberapa peran guru yang harus dilakukan dalam melaksanakan simulasi adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan, guru dapat menjelaskan sekedarnya kepada siswa dan siswa harus memahami aturan antara kegiatan simulasi
2.      Pengawas, guru membentuk kelompok-kelompok dan membagi siswa kedalam kelompok atau peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan siswa. Guru harus mengawasi partisipasi siswa dalam permainan simulasi, disini guru bertindak sebagai pengawas/wasit yang menyelenggarakan aturan-aturan permainan agar ditaati oleh siswa.
3.      Melatih, dimana guru bertindak sebagai pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa agar mereka dapat bermian dengan baik.
4.      Memimpin diskusi, selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas  dalam suasana diskusi. Misalnya membicarakan tanggapan siswa dan kesukaran yang dijumpai (Abu Ahmadi, 1990:85)
Model simulasi mempunyai beberapa hal yang dapat  meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar antara lain:
1.      Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa dalam pengajaran di kelas, baik guru atau siswa mengambil bagian di dalamnya
  1. Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih siswa melakukan pendekatan antar disipilin ilmu di dalam belajar, selain itu  dapat mempraktekan keterampilan yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
  2. Simulasi adalah model mengajar  yang dinamis dalam arti sangat sesuai untuk menghadapi situasi-situasi yang berubah serta membutuhkan keluwesan dalam berfikir dan memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah (Abu Ahmadi, 1990:34)


B.       Jenis-jenis simulasi social
a)      Bermain peran (role playing)
Dalam proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme yang diarahkan guru. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang.
b)      Feer Teaching, latihan atau praktek  mengajar yang menjadi  murid adalah temannya sendiri, tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam mengajar.
c)      Sosiodrama
Sosiodrama sandiwara atau drama lisan tanpa bahan tulisan, tanpa latihan terlebih dahulu dan menyuruh siswa menghafal sesuatu. Pokok atau masalah yang didramatisasikan atau perankan ialah  yang berhubungan dengan situasi sosial yang bertalian dengan hubungan antar manusia. Sosiodrama ini sering kita dapati pada anak-anak kecil misalnya mereka memerankan  sebagai ayah atau ibu dengan bonekanya. Tujuannya agar anak  dapat mengerti  peranan orang lain dan dapat memecahkan masalah-masalah sosial.
d)     Psikodrama
Permainan peran yang dilakukan, dimaksudkan agar individu  yang bersangkutan memperoleh  pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dan dapat menemukan dirinya sendiri, psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam yang dialami seseorang. Misalnya memerankan orang yang sedang sedih atau gembira.
e)      Simulasi Game, atau permainan simulasi ini hampir sama dengan demontrasi tetapi situasi yang diciptakannya  ialah situasi tiruan atau ada unsur yang bukan sebenarnya. Tujuan mengajar dengan menggunakan metode ini ialah seperti mengajar dengan menggunakan metode demontrasi yaitu supaya siswa memiliki pengetahuan tentang dan keterampilan dalam sutau kegiatan, seperti seorang perawat memperlihatkan contoh-contoh  cara mandi di depan kelas.

C.      Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan metode simulasi social
Untuk melakukan metode simualsi ini tentunya terlebih dahulu menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh.   Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah :
1.    Persiapan simluasi, yang meliputi :
a)      Menetapkan topik atau masalah  serta tujuan yang hendak dicapai  dalam   simluasi.
b)      Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c)      Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran serta waktu yang akan disediakan.
d)     Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada  siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 
2.    Pelaksanaan simulasi meliputi:
a)      Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran
b)      Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian
c)      Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan
d)     Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak, hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan
3.    Kegiatan penutup meliputi:
a)      Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang di simulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b)      Merumuskan kesimpulan.

D.      Tujuan metode pembelajaran simulasi social
Metode simulasi bertujuan untuk: (1) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (2) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (6) menumbuhkan daya kreatif siswa, (7) memberikan motivasi belajar kepada siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Menurut Mujiono dan Dimyati (2002:80) dapat dikemukakan tujuan pemakaian metode simulasi dalam kegiatan belajar adalah :
1)      Mengembangkan sikap dan keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional  maupun bagi kehidupan sehari-hari.Melatih para siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
2)      memecahkan masalah.
3)      Meningkatkan tentang konsep dan prinsip yang telah dipelajari

E.       Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
1.      kelebihan
a)      Simulasi dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun menghadapi dunia kerja.
b)      Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan  topik yang disimulasikan.
c)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa
d)     Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
2.      kelemahan diantaranya:
a)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan
b)      Pengelolaan yang kurang baik , simulasi sering dijadikan sebagai alat hiburan , sehingga tujuan pembeljaran menjadi terabaikan.
c)      faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempemgaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar