A.
Tentang Tokoh
Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916
– 28 April 2002), Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts. Ia mendapatkan
gelar A.B dari Universitas Yale pada tahun 1937 dan gelar Ph.D dari Universitas
Brown pada tahun 1940. Dia adalah seorang Professor dalam bidang psikologi dan
psikologi pendidikan di Connecticut College khusus wanita (1940-1949),
Universitas Negara bagian Pensylvania (1945-1946), Professor di Departemen
penelitian pendidikan di Universitas Negara bagian Florida di Tallahasse mulai
tahun 1969. Gagne juga menjabat sebagai direktur riset untuk angkatan udara
(1949-1958) di Lackland,Texas dan Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai
konsultan dari departemen pertahanan (1958-1961) dan untuk dinas pendidikan
Amerika Serikat (1964-1966), selain itu ia juga bekerja sebagai direktur riset
pada Institut penelitian Amerika di Pittsburgh (1962-1965). Hasil kerja Gagne
memiliki pengaruh besar pada pendidikan Amerika dan pada pelatihan militer dan
industri.
B.
Dasar-Dasar Teori Belajar Gagne
Robert M. Gagne banyak melakukan penelitian mengenai fase-fase belajar,
tipe-tipe kegiatan belajar, dan hierarki belajar. Objek-objek pembelajaran
Matematika, menurut Gagne secara garis besar ada dua macam objek yang
dipelajari siswa dalam matematika, yaitu objek-objek langsung dan objek-objek
tak langsung.
a)
Objek-objek
langsung dari pembelajaran Matematika terdiri atas:
1.
Fakta-fakta
matematika
Adalah konvensi-konvensi (semufakatan-semufakatan) dalam matematika yang
dimaksudkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan di dalam matematika,
seperti lambang-lambang yang ada dalam matematika, semufakatan bahwa pada garis
bilangan yang horisontal, arah ke kanan menunjukan bilangan-bilangan yang
semakin besar sedangkan kearah kiri menunjukkan bilangan-bilangan yang semakib
kecil nilainya, dan sebagainya.
Di dalam matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus diterima begitu
saja karena itu sekedar merupakan semufakatan. Misalnya adalah merupakan fakta
(yang haruis diterima begitu saja) bahwa lambang untuyk bilangan Empat adalah 4
(dalam sistem bilangan hindu-arab) atau ‘IV’ ( dalam sistem bilangan romawi).
Juga lambang ‘-‘ adalah lambang untuk operasi pengurangan. Di dalam matematika
tidak dipersoalkan hal-hal seperti itu, dan menurut Gagne fakta hanya bisa
dipelajari dengan dipakai berulang-ulang dan di hafal.
2.
keterampilan-keterampilan
matematika
keterampilan matematika adalah operasi-operasi dan prosedur-prosedur
dalam matematika yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari
sesuatu hasil tertentu. Contoh keterampilan matematika adalah proses mencari
jumlah dua bilangan, proses mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua
bilangan dan lain-lain.
3.
Konsep-konsep
matematiaka
Suatu konsep yang yang berada dalam lingkup matematika disebut konsep
matematika, yaitu antara lain: segitiga, persegi panjang, persemaan,
pertidaksamaan, bilangan prima, dan lain-lain.
4.
Prinsip-prinsip
matematika
Beberapoa contoh prinsip dalam matematika antara lain:
1)
Pada
setiap segitiga sama kaki, kedua sudut alas adalah sama besar.
2)
Hasil kali
dua bilangan p dan q adalah nol jika dan hanya jika p=0 atau q=0.
3)
Pada
setiap seggitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat kedua sisi siku-siku.
b) Objek
tidak langsung adalah:
1. Kemampuan berfikir logis
2. Kemampuan memecahkan masalah
3. Sikap positif terhadap matematika
4. Ketekunan
5. Ketelitian
C.
Fase-Fase Belajar Menurut Gagne
Menurut Gagne setiap kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang
terjadi secara berurutan, yaitu
1.
Fase
Aprehensi.
Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang terkait dengan
kegiatan belajar tang akan ia lakukan. Dalam pelajaran matematika, stimulus
tersebut bisa berupa materi pelajaran yang tercetak pada halaman sebuah buku,
sebuah sola yang diberikan oleh guru sebagai pekerjaan rumah, atau juga bisa
seperangkat alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep-konsep tertentu.
2.
Fase
Akuisisi.
Pada fase ini siswa melakukan akuisisi atau penyerapan terhadap berbagai
fakta, keterampilan, konsep, atau prinsip ytang menjadi sasaran dari kegiatan
belajar tersebut.
3.
Fase
Penyimpanan.
Pada fase
ini siswa menyimpan hasil-hasil kegiatan belajar dalam ingatan jangka pendek
dan ingatan jangka panjang.
4.
Fase
Pemanggilan.
Pada fase
ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang
telah ia peroleh dan ia simpan dalam ingatan, baik itu yang menyangkut fakta,
keterampilan, konsep, maupun prinsip.
D.
Taksonomi Gagne
Menurut Gagne tingkah laku manusia
sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita dapat
mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat diambil
implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar. Gagne mengemukakan bahwa
ketrampilan-ketrampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut
kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas.
Gagne mengemukakan 5 macam hasil
belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu
bersifat psikomotor. Hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai
berikut:
1. Informasi verbal
Kapabilitas
informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta.
2. Ketrampilan Intelektual
Kapabilitas
ketrampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai
konsep aturan, dan memecahkan masalah. Kapabilitas Ketrampilan Intelektual oleh
Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu :
a. Belajar Isyarat
b. Belajar stimulus Respon
c. Belajar Rangkaian Gerak
d. Belajar Rangkaian Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar Pembentukan konsep
g. Belajar Pembentukan Aturan
h. Belajar Memecahkan Masalah
3. Strategi Kognitif
Kapabilitas
Strategi Kognitif adalah Kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis.
4. Sikap
Kapabilitas
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Ketrampilan motorik
Untuk
dapat mengetahui seseorang memiliki kapabilitas ketrampilan motorik dapat
dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta
anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.
E. Implementasi
Teori Belajar Gagne Dalam Pembelajaran Matematika
Teori
belajar Gagne dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran di Indonesia. Ada beberapa pendekatan dan langkah-langkah agar
bisa menerapkan teori tersebut dalam proses pembelajaran.
Materi
yang akan diambil adalah pembelajaran mengenai mengenai pengenalan operasi penjumlahan
serta pengurangan pada siswa kelas rendah. Alat peraga berupa gambar lambang
bilangan, gambar lambang operasi bilangan dan media kongkrit (misal: permen,
apel, pensil, wafer)
Berdasarkan konsep Sembilan Kondisi Intruksional Gagne maka kita bisa menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
Berdasarkan konsep Sembilan Kondisi Intruksional Gagne maka kita bisa menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Memperoleh Perhatian
Kegiatan
ini merupakan proses guru dalam memberikan stimulus kepada siswa dengan cara
meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tersebut itu penting. Hal ini bisa
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang akan
disajikan. Contoh :
mengajak siswa berkenalan dengan bilangan dan mengetahui lambang bilangan
dengan cara memulai komunikasi dengan siswa. Guru menunjukkan alat peraga
berupa gambar-gambar lambang bilangan serta media-media yang menarik agar siswa
memfokuskan diri untuk memulai pelajaran.
2.
Memberikan
Informasi Tujuan Pembelajaran
Dalam
hal ini guru harus mengupayakan untuk memberitahu siswa akan tujuan
pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang
dipelajarinya. Ini sangat penting dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk
bisa mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh: guru memberikan informasi menarik bahwa pembelajaran kali ini kita akan belajar mengenai operasi bilangan. Guru juga mengucapkan bahwa setelah pelajaran ini siswa dapat berhitung, sehingga besok bisa menghitung jumlah barang yang ia (siswa) miliki baik dari pemberian barang oleh orang lain ataupun barang yang sebelumnya sudah ia miliki.
Contoh: guru memberikan informasi menarik bahwa pembelajaran kali ini kita akan belajar mengenai operasi bilangan. Guru juga mengucapkan bahwa setelah pelajaran ini siswa dapat berhitung, sehingga besok bisa menghitung jumlah barang yang ia (siswa) miliki baik dari pemberian barang oleh orang lain ataupun barang yang sebelumnya sudah ia miliki.
3. Merangsang siswa untuk mengingat kembali
apa yang telah dipelajari
Upaya
merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara
bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
Contoh: guru menanyakan tentang nama bilangan yang guru tunjukkan. Dalam hal ini guru sudah menyiapkan media berupa gambar lambang bilangan.
Contoh: guru menanyakan tentang nama bilangan yang guru tunjukkan. Dalam hal ini guru sudah menyiapkan media berupa gambar lambang bilangan.
4. Menyajikan stimulus
Menyajikan
stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi pembelajaran secara
menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Contoh: guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Dalam pembagian kelompok ini guru juga mengajak siswa untuk menghitung berapa jumlah teman dalam satu kelomponya. Pada tiap-tiap kelompok, guru membagikan masing-masing 10 permen. Dalam hal ini tentu siswa sudah bertanya-tanya, keadaan ini semakin dirangsang oleh guru dengan mengatakan bahwa kegiatan kali ini adalah lomba menghitung. Aturan mainnya tiap anggota kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan guru mengenai penjumlahan dan pengurangan yang guru lakukan menggunakan media benda. Apabila kelompok tersebut salah maka kelompok tersebut wajib mensodaqohkan satu buah permennya kepada kelompok lain.
Contoh: guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Dalam pembagian kelompok ini guru juga mengajak siswa untuk menghitung berapa jumlah teman dalam satu kelomponya. Pada tiap-tiap kelompok, guru membagikan masing-masing 10 permen. Dalam hal ini tentu siswa sudah bertanya-tanya, keadaan ini semakin dirangsang oleh guru dengan mengatakan bahwa kegiatan kali ini adalah lomba menghitung. Aturan mainnya tiap anggota kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan guru mengenai penjumlahan dan pengurangan yang guru lakukan menggunakan media benda. Apabila kelompok tersebut salah maka kelompok tersebut wajib mensodaqohkan satu buah permennya kepada kelompok lain.
5. Memberikan bimbingan kepada siswa
Seyogyanga
guru harus membimbing siswa dalam proses belajarnya. Sehingga siswa dapat
terarah dalam pembelajarannya. Contoh: dalam proses penghitungan/pemberian soal yang diberikan
oleh guru, siswa satu kelompok diminta untuk menghitungnya sembari guru
menunjukkan jumlah bilangan tersebut..
6. Memancing Kinerja
Memantapkan
apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang
telah dipelajari itu. Contoh:
guru memancing kinerja berupa mengajak berhitung siswa satu kelas tentang hasil
penghitungan yang dilakukan oleh kelompok lain.
7. Memberikan balikan
Memberikan
feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil
belajarnya benar atau tidak. Contoh: guru menanyakan kepada siswa sudah benar atau belum. Hal
ini juga semakin memantapkan hasil penghitungan yang dilakukan oleh siswa.
8. Menilai hasil belajar
Menilai
hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah
ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
Contoh: meminta siswa menulis hasil penjumlahan yang
dilakukan dalam permainan tadi menggunakan lambang bilangan yang benar.
9. Mengusahakan transfer
Mengusahakan
transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa
yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam
situasi-situasi lain. Contohnya:
ajak siswa memecahkan masalah yang diceritakan oleh guru sebelum pelajaran
selesai
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Gagne mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah
belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatannya
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari sebelum
ia mengalami situasi dengan setelah mengalami situasi tadi. Belajar dipengaruhi
oleh faktor dalam diri dan faktor dari luar siswa di mana keduanya saling
berinteraksi. Komponen komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat
digambarkan sebagai S-R. S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah
respons atas stimulus itu, dan garis di antaranya adalah hubungan di antara
stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita
amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf di mana terjadi transformasi
perangsang yang diterima melalui alat dria. Stimulus ini merupakan input yang
berada di luar individu dan respon adalah outputnya, yang juga berada di luar
individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati.
Teori Pembelajaran Matematika Gagne
menurut saya sangatlah baik, karena teori ini sudah terstruktur tentang dasar
teori pembelajaran, objek pembelajaran serta Implementasi untuk pembelajaran
dikelas dapat di terapkan di semua kelas baik di tingkat dasar maupun tingkat
lanjut. Serta teori Gagne memiliki taksonomi lebih banyak dari taksonomi Bloom
yang hanya memiliki ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
A.
Tentang Tokoh
Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916
– 28 April 2002), Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts. Ia mendapatkan
gelar A.B dari Universitas Yale pada tahun 1937 dan gelar Ph.D dari Universitas
Brown pada tahun 1940. Dia adalah seorang Professor dalam bidang psikologi dan
psikologi pendidikan di Connecticut College khusus wanita (1940-1949),
Universitas Negara bagian Pensylvania (1945-1946), Professor di Departemen
penelitian pendidikan di Universitas Negara bagian Florida di Tallahasse mulai
tahun 1969. Gagne juga menjabat sebagai direktur riset untuk angkatan udara
(1949-1958) di Lackland,Texas dan Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai
konsultan dari departemen pertahanan (1958-1961) dan untuk dinas pendidikan
Amerika Serikat (1964-1966), selain itu ia juga bekerja sebagai direktur riset
pada Institut penelitian Amerika di Pittsburgh (1962-1965). Hasil kerja Gagne
memiliki pengaruh besar pada pendidikan Amerika dan pada pelatihan militer dan
industri.
B.
Dasar-Dasar Teori Belajar Gagne
Robert M. Gagne banyak melakukan penelitian mengenai fase-fase belajar,
tipe-tipe kegiatan belajar, dan hierarki belajar. Objek-objek pembelajaran
Matematika, menurut Gagne secara garis besar ada dua macam objek yang
dipelajari siswa dalam matematika, yaitu objek-objek langsung dan objek-objek
tak langsung.
a)
Objek-objek
langsung dari pembelajaran Matematika terdiri atas:
1.
Fakta-fakta
matematika
Adalah konvensi-konvensi (semufakatan-semufakatan) dalam matematika yang
dimaksudkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan di dalam matematika,
seperti lambang-lambang yang ada dalam matematika, semufakatan bahwa pada garis
bilangan yang horisontal, arah ke kanan menunjukan bilangan-bilangan yang
semakin besar sedangkan kearah kiri menunjukkan bilangan-bilangan yang semakib
kecil nilainya, dan sebagainya.
Di dalam matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus diterima begitu
saja karena itu sekedar merupakan semufakatan. Misalnya adalah merupakan fakta
(yang haruis diterima begitu saja) bahwa lambang untuyk bilangan Empat adalah 4
(dalam sistem bilangan hindu-arab) atau ‘IV’ ( dalam sistem bilangan romawi).
Juga lambang ‘-‘ adalah lambang untuk operasi pengurangan. Di dalam matematika
tidak dipersoalkan hal-hal seperti itu, dan menurut Gagne fakta hanya bisa
dipelajari dengan dipakai berulang-ulang dan di hafal.
2.
keterampilan-keterampilan
matematika
keterampilan matematika adalah operasi-operasi dan prosedur-prosedur
dalam matematika yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari
sesuatu hasil tertentu. Contoh keterampilan matematika adalah proses mencari
jumlah dua bilangan, proses mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua
bilangan dan lain-lain.
3.
Konsep-konsep
matematiaka
Suatu konsep yang yang berada dalam lingkup matematika disebut konsep
matematika, yaitu antara lain: segitiga, persegi panjang, persemaan,
pertidaksamaan, bilangan prima, dan lain-lain.
4.
Prinsip-prinsip
matematika
Beberapoa contoh prinsip dalam matematika antara lain:
1)
Pada
setiap segitiga sama kaki, kedua sudut alas adalah sama besar.
2)
Hasil kali
dua bilangan p dan q adalah nol jika dan hanya jika p=0 atau q=0.
3)
Pada
setiap seggitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat kedua sisi siku-siku.
b) Objek
tidak langsung adalah:
1. Kemampuan berfikir logis
2. Kemampuan memecahkan masalah
3. Sikap positif terhadap matematika
4. Ketekunan
5. Ketelitian
C.
Fase-Fase Belajar Menurut Gagne
Menurut Gagne setiap kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang
terjadi secara berurutan, yaitu
1.
Fase
Aprehensi.
Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang terkait dengan
kegiatan belajar tang akan ia lakukan. Dalam pelajaran matematika, stimulus
tersebut bisa berupa materi pelajaran yang tercetak pada halaman sebuah buku,
sebuah sola yang diberikan oleh guru sebagai pekerjaan rumah, atau juga bisa
seperangkat alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep-konsep tertentu.
2.
Fase
Akuisisi.
Pada fase ini siswa melakukan akuisisi atau penyerapan terhadap berbagai
fakta, keterampilan, konsep, atau prinsip ytang menjadi sasaran dari kegiatan
belajar tersebut.
3.
Fase
Penyimpanan.
Pada fase
ini siswa menyimpan hasil-hasil kegiatan belajar dalam ingatan jangka pendek
dan ingatan jangka panjang.
4.
Fase
Pemanggilan.
Pada fase
ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang
telah ia peroleh dan ia simpan dalam ingatan, baik itu yang menyangkut fakta,
keterampilan, konsep, maupun prinsip.
D.
Taksonomi Gagne
Menurut Gagne tingkah laku manusia
sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita dapat
mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat diambil
implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar. Gagne mengemukakan bahwa
ketrampilan-ketrampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut
kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas.
Gagne mengemukakan 5 macam hasil
belajar atau kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu
bersifat psikomotor. Hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai
berikut:
1. Informasi verbal
Kapabilitas
informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta.
2. Ketrampilan Intelektual
Kapabilitas
ketrampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai
konsep aturan, dan memecahkan masalah. Kapabilitas Ketrampilan Intelektual oleh
Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu :
a. Belajar Isyarat
b. Belajar stimulus Respon
c. Belajar Rangkaian Gerak
d. Belajar Rangkaian Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar Pembentukan konsep
g. Belajar Pembentukan Aturan
h. Belajar Memecahkan Masalah
3. Strategi Kognitif
Kapabilitas
Strategi Kognitif adalah Kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis.
4. Sikap
Kapabilitas
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Ketrampilan motorik
Untuk
dapat mengetahui seseorang memiliki kapabilitas ketrampilan motorik dapat
dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta
anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.
E. Implementasi
Teori Belajar Gagne Dalam Pembelajaran Matematika
Teori
belajar Gagne dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran di Indonesia. Ada beberapa pendekatan dan langkah-langkah agar
bisa menerapkan teori tersebut dalam proses pembelajaran.
Materi
yang akan diambil adalah pembelajaran mengenai mengenai pengenalan operasi penjumlahan
serta pengurangan pada siswa kelas rendah. Alat peraga berupa gambar lambang
bilangan, gambar lambang operasi bilangan dan media kongkrit (misal: permen,
apel, pensil, wafer)
Berdasarkan konsep Sembilan Kondisi Intruksional Gagne maka kita bisa menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
Berdasarkan konsep Sembilan Kondisi Intruksional Gagne maka kita bisa menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Memperoleh Perhatian
Kegiatan
ini merupakan proses guru dalam memberikan stimulus kepada siswa dengan cara
meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tersebut itu penting. Hal ini bisa
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang akan
disajikan. Contoh :
mengajak siswa berkenalan dengan bilangan dan mengetahui lambang bilangan
dengan cara memulai komunikasi dengan siswa. Guru menunjukkan alat peraga
berupa gambar-gambar lambang bilangan serta media-media yang menarik agar siswa
memfokuskan diri untuk memulai pelajaran.
2.
Memberikan
Informasi Tujuan Pembelajaran
Dalam
hal ini guru harus mengupayakan untuk memberitahu siswa akan tujuan
pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang
dipelajarinya. Ini sangat penting dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk
bisa mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh: guru memberikan informasi menarik bahwa pembelajaran kali ini kita akan belajar mengenai operasi bilangan. Guru juga mengucapkan bahwa setelah pelajaran ini siswa dapat berhitung, sehingga besok bisa menghitung jumlah barang yang ia (siswa) miliki baik dari pemberian barang oleh orang lain ataupun barang yang sebelumnya sudah ia miliki.
Contoh: guru memberikan informasi menarik bahwa pembelajaran kali ini kita akan belajar mengenai operasi bilangan. Guru juga mengucapkan bahwa setelah pelajaran ini siswa dapat berhitung, sehingga besok bisa menghitung jumlah barang yang ia (siswa) miliki baik dari pemberian barang oleh orang lain ataupun barang yang sebelumnya sudah ia miliki.
3. Merangsang siswa untuk mengingat kembali
apa yang telah dipelajari
Upaya
merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan dengan cara
bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
Contoh: guru menanyakan tentang nama bilangan yang guru tunjukkan. Dalam hal ini guru sudah menyiapkan media berupa gambar lambang bilangan.
Contoh: guru menanyakan tentang nama bilangan yang guru tunjukkan. Dalam hal ini guru sudah menyiapkan media berupa gambar lambang bilangan.
4. Menyajikan stimulus
Menyajikan
stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi pembelajaran secara
menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Contoh: guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Dalam pembagian kelompok ini guru juga mengajak siswa untuk menghitung berapa jumlah teman dalam satu kelomponya. Pada tiap-tiap kelompok, guru membagikan masing-masing 10 permen. Dalam hal ini tentu siswa sudah bertanya-tanya, keadaan ini semakin dirangsang oleh guru dengan mengatakan bahwa kegiatan kali ini adalah lomba menghitung. Aturan mainnya tiap anggota kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan guru mengenai penjumlahan dan pengurangan yang guru lakukan menggunakan media benda. Apabila kelompok tersebut salah maka kelompok tersebut wajib mensodaqohkan satu buah permennya kepada kelompok lain.
Contoh: guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Dalam pembagian kelompok ini guru juga mengajak siswa untuk menghitung berapa jumlah teman dalam satu kelomponya. Pada tiap-tiap kelompok, guru membagikan masing-masing 10 permen. Dalam hal ini tentu siswa sudah bertanya-tanya, keadaan ini semakin dirangsang oleh guru dengan mengatakan bahwa kegiatan kali ini adalah lomba menghitung. Aturan mainnya tiap anggota kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan guru mengenai penjumlahan dan pengurangan yang guru lakukan menggunakan media benda. Apabila kelompok tersebut salah maka kelompok tersebut wajib mensodaqohkan satu buah permennya kepada kelompok lain.
5. Memberikan bimbingan kepada siswa
Seyogyanga
guru harus membimbing siswa dalam proses belajarnya. Sehingga siswa dapat
terarah dalam pembelajarannya. Contoh: dalam proses penghitungan/pemberian soal yang diberikan
oleh guru, siswa satu kelompok diminta untuk menghitungnya sembari guru
menunjukkan jumlah bilangan tersebut..
6. Memancing Kinerja
Memantapkan
apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang
telah dipelajari itu. Contoh:
guru memancing kinerja berupa mengajak berhitung siswa satu kelas tentang hasil
penghitungan yang dilakukan oleh kelompok lain.
7. Memberikan balikan
Memberikan
feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah hasil
belajarnya benar atau tidak. Contoh: guru menanyakan kepada siswa sudah benar atau belum. Hal
ini juga semakin memantapkan hasil penghitungan yang dilakukan oleh siswa.
8. Menilai hasil belajar
Menilai
hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah
ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
Contoh: meminta siswa menulis hasil penjumlahan yang
dilakukan dalam permainan tadi menggunakan lambang bilangan yang benar.
9. Mengusahakan transfer
Mengusahakan
transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa
yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam
situasi-situasi lain. Contohnya:
ajak siswa memecahkan masalah yang diceritakan oleh guru sebelum pelajaran
selesai
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Gagne mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah
belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatannya
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari sebelum
ia mengalami situasi dengan setelah mengalami situasi tadi. Belajar dipengaruhi
oleh faktor dalam diri dan faktor dari luar siswa di mana keduanya saling
berinteraksi. Komponen komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat
digambarkan sebagai S-R. S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah
respons atas stimulus itu, dan garis di antaranya adalah hubungan di antara
stimulus dan respon yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita
amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf di mana terjadi transformasi
perangsang yang diterima melalui alat dria. Stimulus ini merupakan input yang
berada di luar individu dan respon adalah outputnya, yang juga berada di luar
individu sebagai hasil belajar yang dapat diamati.
Teori Pembelajaran Matematika Gagne
menurut saya sangatlah baik, karena teori ini sudah terstruktur tentang dasar
teori pembelajaran, objek pembelajaran serta Implementasi untuk pembelajaran
dikelas dapat di terapkan di semua kelas baik di tingkat dasar maupun tingkat
lanjut. Serta teori Gagne memiliki taksonomi lebih banyak dari taksonomi Bloom
yang hanya memiliki ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar