A. PENGERTIAN PROTEIN
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang
berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin
yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa rantai
peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
batang yang kaku.
B. KLASIFIKASI PROTEIN
1.
Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai
berikut:
a.
Protein bentuk serabut (fibrous)
Karakteristik
protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis
yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein
utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah)
dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin
merupakan protein utama serat otot.
b.
Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh.
Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur,
susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning
telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan
seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
c.
Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan
baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang
terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu.
Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan
hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
2.
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi
:
a.
Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas.
Contoh : albumin telur, albumin serum.
b.
Globulin :
tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap
dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot.
c.
Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi
larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb.
d.
Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak
larut dalam air maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
e.
Histon :
Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb.
f.
Protamin : protein paling sederhana dibanding
protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh :
salmin dalam ikatan salmon.
C. STRUKTUR PROTEIN
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai
bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
a.
alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya,
protein disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari
tahapan di bawahnya.
a.
Struktur primer
Rantai polipeptida
sebuah protein adalah susunan atau urutan bagaimana asam-asam amino disatukan
dan susunan ini mencakup lokasi setiap ikatan disulfida. Struktur primer dapat
digambarkan sebagai rumus bangun yang baisa ditulis untuk senyawa organik.
Urutan, macam, dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida adalah
struktur primer protein.
b.
Struktur sekunder
Struktur
sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari rangka protein.
Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet. Analisis difraksi sinar-X
merupakan cara yang baik untuk mempelajari struktur protein serabut. Struktur
ini terjadi karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil (C=O)
dengan atom H dari gugus amino (N-H) dala satu rantai polipeptida, memungkinkan
terbentuknya konformasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan hidrogen tersebut terjadi di antara dua rantai
polipeptida, maka masing-masing rantai tidak membentuk helix, melainkan rantai
pararel polepeptida dengan konformasi- β. Rantai polipeptida denagn konformasi-
β ini dihubung silangkan (cross-linked)
oleh ikatan hydrogen sehingga membentuk struktur yang disebut lembaran
berlipat-lipat (pleated sheets)
c. Struktur tersier
adalah
lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga membentuk struktur
3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur tersier enzim sering padat, berbentuk
globuler. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya perlipatan (folding) rantai α-helix, konformasi β,
maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk protein globular, yang
struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein serabut. Dengan
menggunakan berbagai cara difraksi sinar-x yang teliti, beberapa protein telah
dapat ditentukan struktur tersiernya, seperti misalnya, hemoglobin, mioglobin,
lisozim, ribonuklease, dan kimotripsinogen.
D. FUNGSI PROTEIN
Menurut Winarno (2002), Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh,
yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat
pengangkut.
1. Sebagai
enzim
Hampir semua
reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson.
Hamper semua
enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat
reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah
dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein
besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
2. Alat
pengangkut dan alat penyimpan
Banyak
molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan
oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen dalam
eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut
dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks
dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin.
3. Pengatur
pergerakan
Protein
merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh
protein.
4. Penunjang
mekanis
Kekuatan dan
daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
5. Pertahanan
tubuh/Imunisasi
Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan
benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
6. Media
perambatan impuls syaraf
Protein yang
mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
7. Pengendalian
pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor
(dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi bagain DNA yang mengatur
sifat dan karakter bahan.
E. ASAM AMINO
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan
amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung
menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini
terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein.
a. Struktur
Asam Amino
Struktur
asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH),
atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai
samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat
tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino
biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut
menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Asam Amino sendiri di bagi menjadi 3
jenis :
1.
Asam amino essensial.
Asam amino
esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
harus didapat dari konsumsi makanan.
Jenis-jenis asam
amino essensial :
a.
Leucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam
amino dengan rantai bercabang)
Membantu mencegah penyusutan otot, membantu pemulihan
pada kulit dan tulang
b.
Isoleucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino
dengan rantai bercabang)
Membantu mencegah penyusutan otot, membantu dalam
pembentukan sel darah merah
c.
Valine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino
dengan rantai bercabang)
Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung
diserap oleh otot, membantu dalam
mengirimkan asam amino lain (tryptophan, fenilalanin) ke otak.
d.
Lycine
Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein
pada otot dan jaringan penghubung lainnya, bersama dengan
Vitamin C membentuk L-Carnitine dan membantu dalam
pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh lainnya (cartilago dan
persendian)
e.
Tryptophan
Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi) dan merangsang pelepasan hormon pertumbuhan.
f.
Methionine
Prekusor dari cysteine dan creatine, menurunkan kadar
kolestrol darah dan membantu membuang
zat racun pada organ hati dan membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan
ginjal
g.
Threonine
Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi, membantu pencegahan
penumpukan lemak pada organ hati, komponen penting
dari kolagen biasanya kekurangannya diderita oleh
vegetarian
h.
Phenylalanine
Prekursor untuk tyrosine, meningkatkan
daya ingat, mood, fokus mental, digunakan dalam
terapi depresi dan membantu menekan
nafsu makan.
2.
Asam amino nonessendial.
Asam amino
non-esensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh
tubuh, sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan asam amino esensial.
Jenis-jenis asam
amino non-essensial;
a.
Aspartic Acid
Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy, membangun daya
tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibodi, dan meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan
b.
Glyicine
Membantu tubuh membentuk asam amino lain, merupakan bagian
dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat dalam produksi energi), memproduksi glucagon
yang mengaktifkan glikogen, dan berpotensi menghambat
keinginan akan gula
c.
Alanine
Membantu tubuh mengembangkan daya tahan, merupakan salah
satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan otot dan jaringan lain
untuk mendapatkan energi dari asam amino
d.
Serine
Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel dan membantu dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf
3.
Asam amino essensial bersyarat.
Asam amino
esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial, namun pada
saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi dalam tubuh
tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus didapat dari
makanan maupun suplemen protein.
Jenis-jenis asam
amino essensial bersyarat :
a.
Arginine (asam amino essensial untuk anak-anak)
Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan, diyakini sebagai
pemicu Nitric Oxide (suatu senyawa yang melegakan pembuluh darah untuk aliran
darah dan pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan Gaba dan bersama glycine dan methionine membentuk creatine.
b.
Histidine (asam amino essensial pada beberapa
individu)
Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam tubuh, diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dan banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi.
c.
Cystine
Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap rokok, merangsang aktivitas
sel darah putih dalam peranannya meningkatkan daya tahan tubuh, bersama L-Aspartic
Acid dan L-Citruline menetralkan radikal bebas, salah satu
komponen yang membentuk otot jantung dan jaringan penyambung (persendian,
ligamen, dan lain-lain), siap diubah
menjadi energi, salah satu
elemen besar dari kolagen
Glutamic Acid (Asam Glutamic)
Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine,
glutathine, dan GABA, dan diperlukan untuk
kinerja otak dan metabolisme asam amino lain
d.
Tyrosine
Pemicu hormon dopamine, epinephrine, norepinephrine,
melanin (pigmen kulit), hormon thyroid dan meningkatkan
mood dan fokus mental
e.
Glutamine
Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot
manusia, dosis 2 gram
cukup untuk memicu produksi hormon pertumbuhan, membantu dalam
membentuk daya tahan tubuh, sumber energi
penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori, salah satu
nutrisi untuk otak dan kesehatan pencernaan dan mengingkatkan volume sel otot.
f.
Taurine
Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak dan membantu dalam meningkatkan volume sel otot.
g.
Ornithine
Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon
pertumbuhan, membantu dalam
penyembuhan dari penyakit, membantu daya
tahan tubuh dan fungsi organ hati
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Protein adalah salah satu bio-makromolekul
yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri
secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai
bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Protein
ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu
sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar